HAMA
1. Lalat Bibit ( Atherigona Exigua Stein )
Gejala:
daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas gigitan
atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman
menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab:
lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning
kehijauan dan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih
mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian: (1) penanaman
serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus
siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2)
tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan,
agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman
hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang
yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi,
insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion
40 EC,
Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.
Gejala:
tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas
permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada
batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas
tanah.
Penyebab : beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A.
ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia
furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian:
(1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga dilakukan
pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut
yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami
jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida. (av)
PENYAKIT
1. Penyakit Bulai ( Downy Mildew )
Peny
ebab:
cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P. spora
philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke
atas serta keadaan udara lembab.
Gejala:
(1) pada tanaman berumur
2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang
terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora
cendawan warna putih;
(2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman
yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan
perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah
bentuk dan isi;
(3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian :
(1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan;
(2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul;
(3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan.
2. Penyakit Bercak Daun ( Leaf Bligh )
Penyebab:cendawan Helminthosporium turcicum.
Gejala :
pada
daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan
dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun
hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah
warna menjadi coklat kekuningkuningan, kemudian berubah menjadi coklat
tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian:
(1) pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan;
(2) mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab;
(3) kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.
3. Penyakit Karat ( Rust )
Penyebab :
Cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw.
Gejala :
Pada
tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda
yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang
berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan
memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam
bentuk.
Pengendalian :
(1) mengatur kelembaban pada areal tanam;
(2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit;
(3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung;
(4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.
4. Penyakit Gosong Bengkak ( Corn Smut / Boil Smut )
Penyebab :
Cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala :
Pada
tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga
terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini
menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar
keluar dari pembungkus dan spora tersebar.
Pengendalian :
(1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi;
(2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar;
(3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga semua permukaan benih terkena.
5. Penyakit Busuk Tongkol dan Busuk Biji
Penyebab :
Cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala :
Dapat
diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna
merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat
sawo matang.
Pengendalian :
(1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih;
(2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan. (av)